Sunday 15 November 2015

KAJIAN BUKU VAKSINASI MUBAH DAN BERMANFAAT

Dr. Raehanul Bahraen penulis buku Vaksinasi Mubah dan Bermanfaat* menyampaikan bahwa tidak semua vaksin menggunakan enzim babi. Vaksin yang menggunakan enzim babi sekalipun fungsinya hanya sebagai katalisator yaitu untuk mempercepat reaksi. Enzim babi tersebut tidak bergabung dengan zat dan tidak ada dalam hasil akhir. Jadi vaksin tersebut tidak najis, hukumnya halal dipakai.
Tanggal 11 Oktober 2015 di Gedung Graha Medika FK UB telah diadakan kajian buku “Vaksinasi Mubah dan Bermanfaat”. Acara ini merupakan salah satu rangkaian acara Islamic Medicine Scientific Competicion and Book Review (IMSCOBI). Kali ini saya akan mencoba merangkumkannya untuk para pembaca.  READ MORE...

HALAL THOYIB


Indonesia sebagai negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam (moslem) siap menjadi pionir produk halal. Salah satunya adalah Halal Thoyyib Science Center milik Universitas Brawijaya yang berlokasi di Malang, Jawa Timur. Pada tanggal 10 Oktober 2015, sebagai tuan rumah, Universitas Brawijaya, telah mengadakan Konsorsium atau Simposium Nasional Produk Halal Indonesia dengan tema “Penguatan Jejaring Halal Center, Peneliti dan Pemerhati Produk Halal Indonesia: Menuju Indonesia sebagai Kiblat Halal Dunia”. Acara ini merupakan salah satu rangkaian acara yang diadakan oleh Halal Thoyyib Science Center UB, UAKI UB, bekerjasama dengan FSLDK, MUI, ICMI, dan lain-lain. Rangkaian acara diawali dengan Roundtable Meeting pada tanggal 9 Oktober 2015 pada pukul 08.00 WIB. Ada juga Brawijaya Moslem Week (BMW), semacam bazar yang menjual makanan, pakaian dan buku. Kemudian diakhiri pada tanggal 11 Oktober 2015 sekaligus memperingati Millad ICMI. 
Pengisi acara adalah Din Syamsudin dari MUI, Anton Apriantono dari Universitas Bakrie, Bagus Endar Nurhandoko dari Forum Doktor Indonesia (FDI), Biofarma, dan Halal Thoyyib Science Center UB, Halal Center Masjid Salman ITB, serta kelompok peneliti dari UNAIR, dan berbagai perguruan tinggi di Indonesia.   READ MORE...

Friday 13 November 2015

Seminar LGBT di UIN Malang Dibubarkan




“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena ALLAAH, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada ALLAAH, sesungguhnya ALLAAH Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

(TQS. Al-Maidaah: 8)



 “Sesungguhnya ALLAAH menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya ALLAAH memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya ALLAAH adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”

(TQS. An-Nisaa’: 58)



“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.”

 (TQS. Al-Hujaraat: 6)


Semoga tafsiran terjemahan Al-Qur’an di atas dapat menjadi pelajaran dan bahan renungan bagi kita semua. Coba tanyakan pada diri masing-masing, apakah selama ini kita telah bertindak adil? Sudahkah kita bersikap dan bertindak adil terhadap orang lain, termasuk pada orang-orang yang tidak kita sukai? Apakah cukup kita hanya menuntut keadilan bagi diri kita sendiri tanpa memikirkan keadilan bagi orang lain?
Semoga kita menjadi orang yang lebih bijak setiap harinya, setiap menit, even setiap detik. Apakah segala tindakan kita telah benar-benar difikirkan sebelumnya secara matang terkait konsekuensi jangka pendek maupun jangka panjangnya?

Orang-orang muslim yang mengatasnamakan Ormas Islam  dan orang Islam yang lain ataupun kalangan lain beberapa hari lalu yaitu tepatnya tanggal 7 November 2015 menentang acara Seminar Nasional LGBT “Kenali, Pahami, Hadapi Bersama” yang diadakan di Pascasarjana UIN Maliki Malang, bahkan menghentikan/ membubarkan acara sebelum berakhir. Apakah ini ajaran Islam yang sesungguhnya? Saya rasa tidak. Bahkan anak kecilpun tahu bahwa kita harus menghormati tamu. Dalam hal ini pembicara dan peserta adalah tamu dari suatu kelompok (penyelenggara sekaligus tuan rumah) dan diundang pada suatu acara. Acara ini juga merupakan acara edukasi, berkumpul untuk berbagi ilmu, pengalaman dan berdiskusi. Tapi tetap saja akhirnya acara ini harus dihentikan. Mereka merasa keberatan dengan alasan pihak panitia belum mengantongi ijin jika akan mengadakan acara tersebut, alasan lain karena menurut mereka timing-nya kurang tepat. – Benarkah? Lalu kapan waktu yang tepat?
Apakah mereka sudah menyempatkan diri mencari tau tentang tujuan acara, pengisi acara dan penyelenggaranya siapa? Seharusnya tidak serta merta mereka kalangan yang sedikit itu mengatakan mewakili umat Islam atau muslim Malang kemudian membubarkan acara tersebut. Jika saya perhatikan hal ini karena mereka takut atau khawatir jika acara ini adalah untuk mendukung kelompok LGBT & mendukung pelegalan pernikahan sesama jenis. Seharusnya kelompok tersebut tidak terburu-buru  men-judge & jump to conclusion, apalagi conclusion tersebut hanya sebatas dugaan. Wajar jika kemudian ada istilah Homophobia.
Lalu sebutan apa yang pantas untuk orang-orang seperti ini? Jika acara dengan tujuan baik, justru dicurigai kemudian dihentikan? Jika mereka khawatir kenapa mereka tidak mengikuti dan mengawasi acara tersebut sebagai peserta, kemudian jika terbukti acara ini mendukung/ pro LGBT dan bertujuan mencari dukungan legalitas pernikahan sesama jenis, silahkan dibubarkan. Saya yakin tanpa diminta pun acara tersebut akan dihentikan oleh penyelenggara dan bahkan peserta jika terbukti isinya melenceng dari tujuan awal acara ini.
       
Kita seharusnya diberi kebebasan untuk berpendapat dan berkumpul, seperti yang telah dijamin Undang-Undang Dasar 1945. Bukankah agama sangat menghargai orang-orang berilmu dan pemikir? Bahkan ALLAAH meninggikan mereka beberapa derajat dibanding yang lain. Tapi kenapa kita sering menjumpai beberapa orang atau kelompok yang kemudian  disalahkan, ditentang, ditangkap, dikucilkan atau bahkan dibunuh hanya karena pemikiran mereka, pendapat mereka tidak sesuai? Tidak sesuai dengan siapa? Dengan orang kebanyakan atau dengan penguasa? Bagaimana bisa orang yang berpendidikan melakukan hal ini? READ MORE...


REVOLUSI BODY (RAHASIA DIET AMAN, ALAMI, MUDAH & MENYENANGKAN)

Dr. Michael Orlich, seorang peneliti dari Loma Linda University di California, mengungkapkan bahwa diet efektif dalam memperpanjang umur ...